“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…” (Kahlil Gibran)


Betapa Pentingnya Ilmu

Berikut ini di antara motivasi yang Allah dan Rasul-Nya tunjukkan akan betapa mulianya ilmu:

1. Pencari ilmu akan Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim)

2. Orang yang dikaruniai ilmu agama merupakan tanda kebaikan dari Allah ta’ala baginya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memahamkan ilmu agama kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka dari hadits ini kita bisa mengambil kesimpulan, seseorang yang tidak Allah berikan pemahaman agama kepadanya maka ini merupakan tanda Allah tidak menginginkan kebaikan kepadanya, dan sebaliknya seorang yang paham dengan agama Allah merupakan tanda kebaikan pada dirinya.

3. Ulama adalah pewaris para Nabi. “Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham (harta) akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya maka sungguh ia telah mendapatkan bagian yang sangat banyak.” (HR. Ibnu Majah, Abu Daud dan At-Tirmidzi)

4. Seorang yang berilmu adalah cahaya yang menjadi petunjuk bagi manusia dalam urusan agama maupun dunia, bila seorang ulama meninggal maka itu adalah musibah yang dialami kaum muslimin. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu secara langsung dari hati hamba-hambanya akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika Allah tidak lagi menyisakan ulama, jadilah manusia mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh sebagai ulama, mereka bertanya kepadanya dan ia pun menjawab tanpa ilmu sehingga ia sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Rasulullah Berdoa kepada Allah agar ditambahkan ilmu agama. Cukuplah kemuliaan bagi ilmu dengan Allah ta’ala memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabi pilihan untuk berdoa meminta tambahan ilmu, bukan meminta tambahan harta atau yang selainnya dari perkara dunia, Allah ta’ala berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad), “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu bagiku.” (QS. Thaha: 114)

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menyebutkan tentang keutamaan ilmu dan ucapan para Ulama dalam hal ini, namu cukuplah apa yang telah kami sebutkan di atas untuk mewakili banyaknya keutamaan-keutamaan tersebut.

Ilmu Apa Yang Wajib Dipelajari

Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk di amalkan saat itu, adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk di amalkan maka belum wajib untuk dipelajari. Jadi ilmu tentang tauhid, tentang 2 kalimat syahadat, ilmu tentang iman, adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui.

Kemudian ilmu tentang shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya, merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari, kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang mualamalah dan seterusnya.

Contohnya seseorang yang saat ini belum mampu berhaji, maka ilmu tentang haji belum wajib untuk ia pelajari saat ini, akan tetapi ketika ia telah mampu berhaji, maka ia wajib mengetahui ilmu tentang haji dan segala sesuatu yang berkaitan dengan haji. Adapun ilmu tentang tauhid, tentang keimanan, adalah hal pertama yang harus dipelajari, karena setiap amalan yang ia lakukan tentunya berkaitan dengan niat, kalau niatnya dalam melakukan ibadah karena Allah maka itu amalan yang benar, adapun kalau niatnya karena selain Allah maka itu adalah amalan syirik, kita berlindung dari berbuat syirik kepada Allah ta’ala.

Mewaspadai Bahayanya Kebodohan

Pembaca kaum muslimin yang dimuliakan Allah, demikianlah beberapa bentuk kemuliaan yang Allah ta’ala berikan terhadap para pemilik ilmu sehingga tidak sama kedudukannya dengan mereka yang tidak memiliki ilmu. Allah ta’ala berfirman: “Katakanlah (ya Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?.” (QS. Az-Zumar: 9)

Sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya disebutkan oleh Allah ta’ala sebagai seorang yang buta yang tidak bisa melihat kebenaran dan kebaikan. Allah ta’ala berfirman, “Apakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta? (tidak mengetahui al-haq).” (QS. Ar-Ra’d: 19)

Hal ini menunjukkan bahwa yang sebenarnya memiliki penglihatan dan pandangan yang hakiki hanyalah orang-orang yang berilmu. Adapun selain mereka hakikatnya adalah orang yang buta yang berjalan di muka bumi tanpa dapat melihat. Allah ta’ala berfirman: “Tidak sama antara penghuni an-nar dengan penghuni al-jannah.” (QS. Al-Hasyr: 20)

Semoga Allah ta’ala memberi taufik kepada kita semua untuk senantiasa berilmu sebelum berkata dan beramal. Semoga Allah menolong kita untuk meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat dengan mempelajari ilmu agama islam yang benar yang bersumberkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah bimbingan Ulama Pewaris Nabi. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. [Satria Buana]

Ilmu Dahulu Sebelum Amal

Imam besar kaum muslimin, Imam Al-Bukhari berkata, “Al-’Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali”, Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). Dari ayat yang mulia ini, Allah ta’ala memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat adalah perkara pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi seorang muslim, akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu, hendaknya kita berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat…, kalau pada kalimat syahadat saja Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya, tentunya lebih pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya. Ucapan ini beliau katakan ketika memberi judul suatu Bab di dalam kitab beliau “Shahihul Bukhari” dalam kitab Al-Ilmu.

.



Related Articles by Categories


0 komentar:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories