“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…” (Kahlil Gibran)


Kisah Nabi Daniel AS dan Nabi Irmiya AS

Daniel (Ibrani:דָּנִיֵּאל ; Arab: دانيال, Dâniyal atau Danial) adalah seorang nabi dari Bani Israel, yang dikenal dalam ajaran agama Yahudi, Kristen dan Islam yang kisahnya diceritakan dalam Kitab Daniel.

Nama Daniel yang berarti "Tuhan adalah Hakim ku", Dan berarti "penghakiman atau "Dia menghakimi, "i" adalah "dari" dan "El" berarti Tuhan.

Daniel yang hidup dimasa pembuangan bangsa Israel, mereka ditawan dan dipekerjakan dalam pemerintahan Media Persi. Daniel diangkat sebagai kepala menteri di pemerintahan Media Persi sepanjang hidupnya. Catatan kitab-kitabnya ditemukan di dalam gua di Laut Mati bersama dengan catatan nabi-nabi yang lainnya. Kisah mengenai sejarahnya juga terdapat dalam catatan sejarah Media Persi.

Nubuatnya dimulai dari Bab ke-7 sampai akhir. Seluruh nubuatannya adalah tentang akhir zaman, berbeda dengan Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel yang banyak bernubuat tentang kedatangan Mesias (selain nubat akhir zaman), Daniel diberi pengelihatan (wahyu) oleh Tuhan tentang akhir zaman. Inti nubuat yang ia dapatkan adalah berupa akan ada peristiwa besar yang terjadi menjelang akhir zaman sampai dengan akhir zaman.

DALAM KISAH NABI DANIEL, MEMANG TIDAK TERLEPAS DENGAN NABI IRMIYA (DALAM ALKITAB DIKENAL SEBAGAI JEREMIAH). KEDUANYA ADALAH SEORANG NABI, TAPI NABI YANG SELAIN TERDAFTAR DALAM DAFTAR 25 NABI DAN RASUL.

Raja Nebukadnezar [*] datang ke Baitul-Maqdis dari Syria, lalu membunuh kaum Bani Isra’il, merampas kota Baitul-Maqdis dengan aksi kekerasan, dan menawan anak cucu mereka, yang salah satunya adalah Daniel ‘alaihis salam. [#] Sebelum aksinya, raja ini lebih dulu didatangi oleh ahli nujum dan paranormal, seraya mereka bilang: Suatu malam akan lahir seorang bayi fulan yang bakal memporak-porandakan kerajaanmu.

Lalu sang Raja menjawab: Demi Tuhan! Tak akan tersisa malam itu seorang bayi lahir kecuali akan kubunuh. Semua bayi dihabisi, kecuali bayi Daniel saja yang tidak dibunuh dan hanya dialungkan ke singa hutan. Namun singa itu enggan memangsanya, malah singa betinanya menjilat-jilat sang bayi dan tidak melukainya. Kemudian ibunya datang dan menemukan kedua singa (jantan dan betina) itu tengah menjulur-julurkan lidahnya ke tubuh anaknya. Allah lalu menyelamatkan bayi itu.

Setelah kejadian itu, ulama setempat menuturkan bahwa Daniel lalu melukis/mengabadikan gambarnya dan gambar kedua singa yang menjilatinya itu pada permata cincin agar dia tidak lupa akan nikmat Allah atasnya (diriwayatkan oleh Ibnu Abu Dunya dengan sanad hasan).

Dalam redaksi yang lain diceritakan: Selepas Musa ‘alaihis salam yang berselang cukup lama, ada seorang nabi yang dipanggil dengan Daniel. Nabi ini didustai oleh banyak kaumnya, diciduk oleh rajanya, seraya dilemparkan ke hadapan macan yang sengaja dibuat lapar di dalam perigi. Tapi ketika Allah melihat keelokan tawakal kepada-Nya dan kesabarannya demi menuntut sesuatu yang ada di sisi-Nya, maka Allah menahan mulut-mulut singa itu untuk memangsanya, malah ia berdiri dengan kedua kakinya di atas singa itu. Singa itu berhasil dijinakkan dan tidak melukainya. Lalu Allah mengirim Irmiya [$] dari negeri Syria, yang kemudian membebaskan Daniel dari kesulitan ini, dan menghancurkan orang yang hendak melenyapkan Daniel.

Dari Abdullah bin Abu Hudhail, ia berucap: Nebukadnezar telah melatih dua ekor singa dan melemparkan keduanya ke dalam sumur. Lalu dia bawa Daniel dan dia masukkan ke dalam sumur itu, namun kedua singa itu tidak menerkamnya. Apa yang diinginkan Allah, itulah yang terjadi terhadap Daniel. Tapi sebagaimana manusia lainnya, Daniel pun ingin makan dan minum. Kemudian Allah mewahyukan Irmiya yang tengah berada di Syria agar menyiapkan makanan dan minuman untuk Daniel. Irmiya pun menyahut: Wahai Rabb, aku tinggaldi bumi yang suci (Syria) sedang Daniel ada di negeri Babilonia, negara bagian Irak. Lalu Allah kembali mewahyukan agar Irmiya mempersiapkan sesuatu yang sudah Allah perintahkan, dan Allah akan mengirim makhluk yang akan membawa dirinya sekaligus membawa apa yang sudah ia siapkan. Irmiya pun menunaikan perintah wahyu itu, lalu Allah Mengutus makhluk yang membawa Irmiya sekalian membawa segala sesuatu yang sudah disiapkannya, hingga sampai di mulut sumur itu, tempat Daniel tergolek. Daniel menyambutnya dengan bertanya: “Siapa anda?”

“Saya Irmiya,” jawabnya.
“Siapa yang membawamu?” tanya Daniel.
“Rabbmu mengutus aku agar menemuimu,” kata Irmiya.
Daniel menimpali: “Dia (Rabb) menyebut aku?”
“Ya,” jawab Irmiya.

Ucap Daniel: “Segala puji bagi Allah, Dzat yang tidak melupakan orang yang mengingat-Nya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang tidak mengecewakan orang yang menharap-Nya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang barangsiapa bertawakal kepada-Nya, niscaya Allah akan mencukupinya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang barangsiapa menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya, maka Allah tidak akan mewakilinya kepada yang lain. Segala puji bagi Allah yang mengganjar ihsan (kebajikan) dengan ihsan dan membalas keburukan dengan pengampunan. Segala puji bagi Allah yang membalas kesabaran dengan kejayaan. Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat kesukaran kami setelah kesulitan kami. Segala puji bagi Allah, Yang adalah tumpuan kepercayaan kami ketika kami berpraduga buruk terhadap amal-amal kami. Segala puji bagi Allah, Dzat yang adalah tumpuan harapan kami ketika siasat telah terputus dari kami.”


Notes :

[*] Nebukadnezar (604-561 SM) adalah Raja Babilonia yang menyerang Mesir dan membebaskan al-Quds, lantas membakarnya, juga mengusir orang-orang Yahudi ke Babilonia. (lihat al-Munjid)

[#] Nabi Daniel adalah penulis Kitab Daniel, yaitu bagian dari Kitab Perjanjian Lama, yang juga pahlawan kenabian. Tradisi Masehi memasukkannya sebagai salah satu di antara empat Nabi yang besar (lihat al-Munjid dan al-Bidayah juz Ii, hlm. 36-38). Para sahabat menemukan makamnya dan segala hal yang bertautan dengannya saat pembebasan yang terjadi pada era Umar bin Khaththab.

[$] Irmiya adalah salah satu nabi terbesar Bani Isra’il yang empat, yang memperoleh kenabian sebelum punahnya kerajaan orang-orang Yahudi. Ia banyak mengalami intimidasi dan siksaan dari pihak kerajaan.

Sumber : Surga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi (penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar,cet. Kedua, Mei 2000, hal. 39-42.



Related Articles by Categories


0 komentar:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories